Hak Dan Kewajiban Umat Islam Terhadap Rasulullah ﷺ
Pertama, Setelah Meyakini bahwa Muhammad adalah Rasulullah yaitu Mencintai Beliau –shallallahu’alaihi wasallam- dengan Cinta yang tulus timbul dari hati yang suci
Kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah mencintai Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- melebihi cintanya terhadap orang lain bahkan ia harus mencintai Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- melebihi cintanya terhadap kedua orang tuanya sendiri dan cintanya terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- bersabda :
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده و الناس أجمعين (رواه البخاري)
Umar bin Al-Khattab –Radhiallahu’anhu- datang kepada Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- lalu beliau berkata : “Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku.” Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- pun berkata : “Tidak wahai umar, sampai aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Lalu Umar –Radhiallahu’anhu- berkata : “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi –shallallahu’alaihi wasallam- berkata: “Sekarang wahai Umar” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Di antara tanda cintanya seseorang kepada Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- adalah keinginan untuk melihat dan berjumpa dengan Rasulullaha –shallallahu’alaihi wasallam-. Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
Termasuk kesempurnaan cintanya seseorang kepada Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- adalah dengan mengikuti Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam-, apa yang dicintai oleh Allah dan RasulNya ia juga mencintainya dan apa yang dibenci oleh Allah dan RasulNya ia juga membencinya. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah wahai (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, maka Ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan menghapus dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran :31)
Jika Seseorang mencintai Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam-, ia akan mendapatkan manisnya iman. Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam- bersabda :
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِيْ الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِيْ النَّارِ.
“Tiga perkara, apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman: (1) Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada yang lain, (2) ia tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah, dan (3) ia benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Bersambung………..
Referensi:
https://almanhaj.or.id/3622-mengikuti-syariat-allah-tiang-keimanan.html
https://muslim.or.id/57-hak-dan-kewajiban-umat-terhadap-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-1.html
Leave a Comment