Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Adalah Merasa Cukup Dengan Sunnah yang Telah Diajarkan beliau
Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Terakhir Adalah Merasa Cukup Dengan Sunnah yang Telah Diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Tanpa Menambahkan Sesuatu (yang Tidak Diajarkan) ke Dalamnya
Wahai
saudaraku! Siapa yang benar-benar mengikuti Nabi, sesungguhnya dia pasti akan
meyakini bahwa tidak ada satu pun jalan yang dapat mendekatkan kita kepada
Allah azza wa jalla, melainkan telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka kenapa kita harus menambah-nambah? Kenapa kita harus
berbuat bid’ah? Coba kita renungkan kisah berikut ini! Pada suatu hari Said bin
Musayyib (seorang tokoh dari kalangan tabi’in) -sesudah adzan subuh- melihat
seorang laki-laki shalat dua rakaat kemudian salam, lalu dia kembali mengulangi
shalat dua rakaat kemudian salam, dan begitu seterusnya, maka Said bin Musayyib
pun berkata kepadanya: “Jangan engkau lakukan hal yang demikian!” Maka orang tersebut
pun berkata: “Wahai Abu Muhammad! Apakah Allah azza wa jalla akan mengazabku
karena aku shalat?” Ketika kita menegur seseorang ketika ia melakukan suatu
perkara bid’ah, seperti dzikir berjamaah, dan maulid Nabi, mereka justru
berkata: “Apakah Allah azza wa jalla akan mengazabku karena ibadah ini?” Coba
kita renungkan jawaban Said bin Musayyib yang menggambarkan kesungguhan di
dalam mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
berkata: “Tidak, Allah azza wa jalla tidak akan mengazabmu karena shalat, akan
tetapi engkau akan mendapatkan azab karena engkau menyelisihi sunnah.” Demi
Allah, sesungguhnya perbuatan bid’ah tidak akan menjadikan engkau melainkan
akan semakin jauh dari Allah azza wa jalla. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي
محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و
كل ضلالة في النار
“Amma ba’du: sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk, adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang tidak mempunyai landasan syar’i, karena setiap perkara tersebut adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Semoga
risalah singkat ini dapat memberikan manfaat bagi kita di dunia dan akhirat,
semoga Allah azza wa jalla menjadikan kita orang-orang yang terdepan di dalam
mengikuti sunnah dan selalu istiqomah di atas sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
و صلى الله على نبينا محمد و على آله و أصحابه أجمعين
____________________
1. Diterjemahkan
secara bebas dari muhadhoroh yang disampaikan oleh Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz
As-Sindy, sesudah shalat magrib, di masjid Muhajirin pada hari Jumat, tanggal
08-02-2008.
2. Ditulis
kembali oleh Ahmad Daniel, Lc. (Dosen STDI Imam Syafi’i, Jember)
3. Sumber:
https://muslim.or.id/58-hak-dan-kewajiban-umat-terhadap-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-2.html
Leave a Comment