Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Adalah Bersegera Memenuhi Seruan Beliau, dan Langsung Mentaati Perintahnya
Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Ketiga Adalah Bersegera Memenuhi Seruan Beliau, dan Langsung Mentaati Perintahnya
Allah
berfirman di dalam al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ
وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ الأنفال: 24
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberikan kehidupan kepadamu.” (QS. Al-Anfaal: 24)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا
إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ النور: 51
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman, apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka hanyalah ‘Kami mendengar, dan kami taat’.” (QS. An-Nur: 51)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ الأحزاب:
36
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab 36)
Apakah
engkau benar-benar cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Apakah engkau benar-benar yakin bahwa hidayah hanya akan engkau dapatkan dengan
mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Kalau begitu, buktikan
kebenaran tersebut dengan perbuatanmu. Apabila engkau mendengar perintah atau
larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka katakanlah “Kami dengar
dan kami taati wahai Rasulullah.” Kalau ada yang mengatakan kepadamu: “Demi
Allah saya mencintaimu”, dan dia selalu mengulangi perkataan tersebut siang
malam, akan tetapi ketika engkau membutuhkan bantuannya, sedikit pun dia tidak
mau membantu, apakah engkau akan katakan bahwa dia sungguh-sungguh di dalam
ucapannya atau justru engkau akan mengatakan orang ini pembohong? Tidak
diragukan lagi kamu pasti akan mengatakan dia seorang pembohong.
Mari
kita berkelana sejenak untuk melihat bagaimana ketaatan para salafus shalih
terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada suatu hari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat, kemudian beliau berdiri di atas mimbar
dan berkata kepada para sahabat: “duduklah kalian.” Pada waktu itu Abdullah bin
Mas’ud datang terlambat ke masjid, namun ketika beliau hendak masuk ke dalam
masjid beliau mendengar perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut,
lantas beliau pun duduk di luar masjid dan tidak melangkah masuk ke dalam
masjid. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat beliau,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata: “Majulah wahai Abdullah,
semoga Allah azza wa jalla menambahkan ketaatanmu kepada Allah dan kepada
Rasul.” HR. Abu Daud bab “Al-Imam yukallimur rajula fii khuthbatihi” Di dalam
shahih Muslim disebutkan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: أعطى النبي صلى الله
عليه و سلم الراية يوم خيبر لعلي رضي الله عنه و قال: {امض و لا تلتفت حتى فتح الله
عليك{
Dari
Abu Hurairah beliau berkata: “Pada hari Khaibar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam memberikan bendera kepada Ali bin Abi Thalib, dan beliau pun berkata
kepadanya: “Berjalanlah engkau sampai Allah azza wa jalla memberikan kemenangan
atasmu, dan janganlah engkau memalingkan mukamu.”
Maka
ketika beliau ingin menanyakan suatu pertanyaan yang sangat penting sekali,
beliau pun berteriak dengan suara yang lantang, tanpa berpaling ke belakang:
فوقف و صرخ و لم يلتفت يارسول الله على ماذا أقاتلهم؟
قال : {قاتلهم على أن يشهدوا ألا إله إلا الله و أني رسول الله{
Maka beliau pun berdiri dan berteriak tanpa berpaling, wahai Rasulullah! Atas dasar apa aku memerangi mereka? Maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “perangilah mereka sampai mereka bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah azza wa jalla, dan bahwa aku adalah utusan Allah azza wa jalla.” (HR. Muslim 2405)
Pada
suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Abdullah bin Amr
bin ‘Ash mengenakan pakaian yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan beliau belum mengetahui larangan tersebut, akan tetapi beliau
melihat ketidaksukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari raut wajah
beliau, maka dia pun segera menuju rumah dan menanggalkan pakaian tersebut
lantas membakarnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat Abdullah bin Umar memakai pakaian
yang melebihi mata kaki (isbal), maka beliau pun berkata: “Angkatlah sarungmu.”
HR. Muslim bab “Tahrim jarris staubi khuyala’” Maka beliau pun langsung
mengangkat sarungnya tanpa menunda-nunda sedikit pun.
Cobalah
engkau bayangkan seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
kepadamu: “Wahai fulan bin fulan, lakukanlah pekerjaan ini, atau tinggalkanlah
perbuatan ini.” Apakah engkau akan langsung mematuhi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam? Atau engkau justru berkata: “Tidak ya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, saya tidak bisa, karena ini sudah tidak sesuai dengan zaman,
saya minta maaf.”
Dan
tidak ketinggalan, para shahabiyyat pun mempunyai bagian yang tak kalah
besarnya di dalam ketaatan mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah duduk di antara
para sahabat yang terbunuh dan terluka pada waktu perang Uhud, beliau melihat
seorang wanita berlari menuju sahabat yang terbunuh, maka beliau pun berkata:
“Cegahlah wanita itu, cegahlah wanita itu.” Maka berkatalah Zubair bin ‘Awwam:
“Ketika itu, terbetiklah di dalam pikiranku bahwa wanita itu adalah ibuku
Shafiyyah binti Abdil Muththalib, maka aku pun berusaha mencegahnya, akan
tetapi dia memukulku dan menyingkirkanku, maka aku pun berkata: “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangmu untuk pergi.” Maka dia pun
berhenti dan memberikan kain kafan seraya berkata: “Pergilah engkau, dan
kafanilah Hamzah.” HR. Ahmad. Coba kita lihat bagaimana seorang wanita patuh
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, walau pun dia merasakan
kesedihan yang sangat dalam ketika kehilangan saudara laki-lakinya. Saudaraku!
Beginilah kondisi para salafus shalih di dalam ketaatan mereka kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan begini pulalah seharusnya kita
bersikap terhadap perintah dan larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وجعل الذلة و الصغار على من خالف أمري
“Dan sudah dijadikan kehinaan dan kerendahan atas mereka yang menyelisihiku.” (HR. Bukhari di dalam bab “Maa qiila fi ar-rimaah“)
Berapa
banyak kita menyaksikan manusia hidup dengan kondisi yang sangat buruk, dan
sangat memprihatinkan, mereka berusaha mencari pekerjaan tapi tidak berhasil,
masalah selalu timbul di dalam keluarganya, segala sesuatu selalu dia rasakan
sangat sulit, dan dia pun berkata: “Ya Rabb! Kenapa aku selalu mendapatkan
cobaan ini?” Wahai hamba Allah! Cobalah engkau mengoreksi dirimu, mungkin
cobaan ini datang karena engkau selalu menyelisihi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ
يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً )الفرقان27(
“Dan
(ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit kedua tangan mereka,
(menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil
jalan bersama Rasul.” (QS. Al-Furqon: 27)
Manusia
apabila menyesali apa yang telah terjadi terkadang dia akan menggigit jarinya,
di dalam ayat ini Allah azza wa jalla tidak mengatakan mereka menggigit satu
jari, tidak juga satu tangan akan tetapi mereka menggigit kedua tangan mereka,
kenapa? Karena dahulu mereka tidak menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai tuntunan, karena mereka tidak mau mengikuti sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi sungguh penyesalan mereka tiada
bermanfaat.
Bukan
itu saja, sesungguhnya mereka yang menyelisihi sunnah, atau sengaja menyelisihi
sunnah, mereka terancam akan mendapatkan hukuman, tidak hanya di akhirat tetapi
mereka pun terancam mendapatkan hukuman di dunia sebelum hukuman di akhirat.
Diriwayatkan di dalam shahih Muslim bahwa seorang laki-laki makan bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menegurnya seraya berkata: “makanlah dengan
tangan kanan.” Orang tersebut berkata: “Saya tidak bisa.” Maka Rasulullah pun
berkata seraya mendoakan atas orang tersebut:
“Semoga
kamu tidak bisa (mengangkat tanganmu lagi), tidak ada yang menghalangimu
melainkan sikap sombong.” Perawi hadits ini mengatakan: “Maka setelah itu, dia
tidak bisa lagi mengangkat tangan ke mulutnya.” (HR. Muslim 2021)
Allah
azza wa jalla memberikan hukuman kepada orang tersebut hanya karena dia
berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wahai saudaraku!
Sesungguhnya permasalahannya bukanlah mobil, harta, bangunan yang apabila
engkau suka dapat engkau ambil, akan tetapi permasalahannya adalah antara surga
dan neraka. Ini adalah permasalahan yang sangat berbahaya sekali. Kalau engkau
menginginkan surga, maka jalan menuju surga terbuka lebar, jalan menuju surga
adalah dengan mengikuti sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan
memenuhi secara sempurna semua perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akan tetapi, apabila engkau justru memilih jalan lain, jalan menuju neraka,
maka semua terserah kepadamu. Rasulullah s bersabda:
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى قالوا : و من يأبى
يارسول الله؟ قال: من أطاعني دخل الجنة و من عصاني دخل النار
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Mereka bertanya: “siapa yang enggan wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Siapa yang taat kepadaku, akan masuk surga, dan siapa yang tidak taat kepadaku, akan masuk neraka.” (HR. Bukhari 7280)
____________________
1. Diterjemahkan
secara bebas dari muhadhoroh yang disampaikan oleh Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz
As-Sindy, sesudah shalat magrib, di masjid Muhajirin pada hari Jumat, tanggal
08-02-2008.
2. Ditulis
kembali oleh Ahmad Daniel, Lc. (Dosen STDI Imam Syafi’i, Jember)
3. Sumber:
https://muslim.or.id/58-hak-dan-kewajiban-umat-terhadap-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-2.html
Leave a Comment