Sunnah Dan Adab Di Hari Raya Iedul Fitri Dan Iedul Adha
Hari raya adalah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada umat islam, hari yang penuh dengan kebahagiaan. Hari raya yang Allah tetapkan untuk umat islam ada dua dalam setahun yaitu hari raya iedul fitri dan iedul adha. Pada hari raya tersebut ada beberapa adab dan sunnah-sunnah yang sudah selayaknya bagi umat islam menghiasi dirinya dengan adab-adab dan sunnah-sunnah tersebut.
Berikut
ini beberapa adab-adab dan sunnah-sunnah di hari raya:
1. Disunnahkan
mandi terlebih dahulu sebelum keluar untuk melaksanakan shalat ied
Dari Nafi’ bahwasannya Ibnu Umar mandi pada hari raya iedul fitri
sebelum pergi menuju mushalla. (HR. Malik, As-Syafi’I dan
Abdurrazzaq dengan sanad shahih)
Mushalla yang dimaksud adalah tanah lapang untuk melakukan shalat
ied.
Ali bin Abi Thalib ditanya tentang permasalahan mandi (sunnah),
beliau menjawab, yaitu hari jum’at, hari arafah, hari raya iedul adha dan hari
raya iedul fitri. (HR. As-Syafi’I dan al-Baihaqi dengan sanad yang
shahih)
2. Berhias dan mengenakan pakaian yang paling baik
Dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenakan
burdah (pakaian yang bergaris) merah ketika shalat ied. (HR.
Ath-Thabrony, di shahihkan oleh al-albany)
3. Disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum shalat iedul fitri dan menahan untuk tidak makan sebelum shalat iedul adha
Buraidah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar
pada hari raya iedul fitri sampai beliau makan dan pada hari raya iedul adha
beliau tidak makan sampai beliau kembali (kerumah) kemudian beliau makan dari
daging sembelihannya. (HR. At-Tirmidzi , Ibnu Majah dan Ahmad, hadits hasan)
4. Bertakbir pada saat hari raya. Dimulai dari saat keluar menuju tempat shalat ied
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari raya iedul
fitri maka beliaupun bertakbir sampai beliau sampai mushalla dan sampai shalat
ied didirikan, tatkala shalat telah didirikan beliau berhenti bertakbir. (HR.
Ibnu Abi Syaibah, hadits mursal namun memiliki beberapa syawahid)
5. Seluruh anak-anak dan wanita keluar menuju tempat ied baik yang tidak haidh maupun yang haidh.
Ummu ‘Athiyyah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kami untuk keluar pada hari raya iedul fitri dan iedul adha, baik
itu para budak, wanita haidh dan wanita yang dipingit. Adapun wanita haidh maka
mereka tidak ikut shalat, dan mereka menyaksikan kebaikan serta seruan kaum
muslimin. Ummu ‘Athiyyah berkata, wahai Rasulullah, ada seseorang dari kami
yang tidak memiliki jilbab, beliau berkata, hendaklah suadarinya memakaian
jilbabnya kepadanya. (HR. Al-Bukhari)
6. Pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda
Jabir bin Abdillah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila hari raya beliau menyelisihi jalan (pergi dan pulangnya). (HR.
Al-Bukhari)
Abu Hurairah berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila
keluar untuk berhari raya, beliau pulang melalui jalan yang berbeda. (HR. Ibnu
Majah, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)
7. Tidak ada shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat ied
Ibnu Abbas berkata, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
shalat idul fitri dua rakaat dan beliau tidak shalat sebelumnya juga tidak
shalat setelahnya. (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ibnu Majah)
Diringkas
dari kitab shahih fiqhussunnah juz 1 hal. 602 – 605
Aa
Fahru Zaman
30
Agustus 2017 M / 8 Dzulhijjah 1438 H
Leave a Comment