Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)
Rasulullah
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, Penghulu istighfar adalah apabila
engkau membaca,
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ
أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta Rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu, a’uudzu bika min syarri maa shana’tu, abuu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu’u bidzanbii faghfirlii mainnahu laa yaghfirudzdzunuuba illa anta.
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan
setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku, oleh karena itu, ampunilah dosaku. Sesungguhnya tiada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau.”
“Barangsiapa membacanya pada siang hari dengan penuh keyakinan,
lalu ia meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.
Dan barangsiapa membacanya pada malam hari dan ia meyakininya, lalu ia
meninggal sebelum waktu pagi, maka ia termasuk ahli surga.”[1]
Aa
Fahru Zaman
Jakarta,
16 Oktober 2017 M / 26 Muharram 1439 H
Leave a Comment